(Bimas Hindu Jatim) - Agama Hindu merupakan agama praktek yang bermetode, memiliki
banyak pilihan, serta semuanya membawa pembebasan. Melalui praktek agama,
orang akan mengerti rasa Ketuhanan sekaligus akan menambah wawasan dan
pengalaman.
Hal
tersebut diungkapkan oleh Dirjen Bimas Hindu, Prof. I Ketut Widnya, Ph.D dalam
Simakrama umat Hindu di Balai Desa Ngadiwono, Pasuruan, Jawa Timur. Ia
mengungkapkan agama Hindu merupakan agama yang kuat namun rentan konflik
internal. “Agama Hindu tidak bisa dihancurkan dari luar, justru sebaliknya
agama Hindu bisa hancur dari faktor dalam,” ungkap Ketut Widnya, Sabtu (12/11/2016).
Selain
itu, Ketut Widnya berjanji nantinya akan memberikan bantuan pasraman minimal
500 juta. Selain itu, ia juga berjanji akan memberikan bantuan gamelan. Bahkan
salah satu anggota Komisi 8, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Imam Haromain
berharap agar keberadaan Pura di Jawa Timur diperhatikan.
Beberapa
persoalan yang sering dihadapi oleh umat Hindu antara lain malas dan tidak
rukun. Ketut Widnya menambahkan hendaknya Kementerian Agama, khususnya umat
Hindu mengutamakan kerukunan. Beberapa konsep wajib dilaksanakan, antara lain konsep
Ksamawan atau kesabaran sekaligus memaafkan,
dan Wasudewa Kutumbakam atau kita
semua bersaudara.
Widnya
berharap agar umat Hindu bisa menjaga hubungan internal umat beragama, antar
umat beragama, dan dengan pemerintah. “Jangan sampai kehilangan tongkat kedua
kali, dan jangan sampai kesalahan seperti konflik umat terdahulu terulang kembali,”
pungkas Widnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar