Pembinaan
Dirjen Bimas Hindu Kementrian Agama RI kepada Ketua dan
Pengurus Lembaga
Keagamaan Agama Hindu Prov. Jawa timur
Sidoarjo
27 pebruari 2015. Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama Republik Indonesia
memberikan pembinaan dinas bagi para ketua dan pengurus Kelembagaan Agama Hindu
yang bertempat di Wantilan Pura Jala Sidi Amertha Jl. Raya Juanda Sidoarjo yang
di pandu oleh Sekertaris PHDI Provinsi Jawa Timur Bapak I Gusti Ketut
Budiartha,M.P.dH hadir dalam kesempatan itu Ketua Parisada Provinsi Jawa Timur
, Ketua Parisada Kab/Kota , Ketua Pradah , Ketua WHDI dan paguyuban pemangku
Dalam
Pembinaannya yang bertema “kehidupan sehari-sehari sebagai latihan rohani”
beliau menyatakan pentingnya kehidupan sehari hari sebagai latihan rohani
karena hidup kita ini sebenarnya singkat dan ketika usia kita tua dimana
pendengaran sudah tidak baik lagi dan ingatanpun sudah tidak baik lagi lalu
bagaimana cara melakukan latihan rohani?? Maka dari itu beliau menyampaikan
marilah kita gunakan kehidupan sehari-hari sebagai latihan rohani. Kita dapat
melihat kedalam diri kita bahwa di dalamnya ada sang dewi yaitu roh kita itu
sendiri dan betapa ajaibnya roh itu. Dia tidak terlihat tapi mampu memberikan
kekuatan (prana) kepada tubuh kita agar terhubung dengan Tuhan dan hidup kita
menjadi sejahtera. Kelahiran dan keturunan itu sebenarnya hanya hiasan
kehidupan dan tidak akan berguna apa bila tidak diimbangi dengan latihan
rohani. Latihan rohani mampu menghantarkan kehidupan manusia pada tujuan yang
tertinggi yaitu Moksa. Latihan sehari-hari bisa dilakukan dengan sederhana
yaitu dengan melaksanakan Tri Sandya dan Panca Sembah sebagai rutinitas. Kita melakukan
latihan rohani sehari-hari untuk mengikis nafsu yang ada karena kita terlahir
dari nafsu dan kehidupan kita pun merupakan bagian dari nafsu tersebut. Beliau mengatakan
“yadam yadam yadwi padam , bahaya yang selalu ada dalam hidup kita” bergantung
pada Tuhan karena Tuhanlah yang mampu menyelamatkan kita dari segala bahaya dan
caranya itu adalah dengan mendekatkan diri kepadaTuhan melalui latihan rohani
dalam kehidupan sehar-hari tanpa meninggalkan kewajiban sehari-hari. Berbakti mampu
memberikan dorongan untuk mengabdi kepada masyarakat. Latihan rohani mampu
menjangkau banyak sekali aspek-aspek agama dan yang tepenting dalam Agama mampu
masuk kewilayah tuhan. Dengan berbakti segala potensi diri akan bangkit dan
kebaikan yang ada dalam diri akan bangkit sehingga dalam kehidupan
sehari-hari akan disegani oleh banyak
orang. Menurut catur weda samhita ketika waktu disuga sudah habis maka akan
kembali ke kehidupan menjadi manusia , berbeda konsepnya dengan kehidupan
sehari-hari sebagai latihan rohani akan lahir kembali setelah pencapaian
baktinya tersebut.
Setelah
materi pembinaan dilanjutkan diskusi Tanya jawab seputar permasalahan keumatan.
Peserta banyak bertanya tentang terjadi kemerosotan umat , hal ini terjadi
karena kurangnya pembinaan terhadap penyuluh Agama Hindu sehingga kinerjanya
dirasa kurang. Ada pula pertanyaan “haruskah Tri Sandya diikuti oleh Panca
Sembah” menurut Dirjen Bimas Hindu Kementrian Agama Republik Indonesia Bapak
Prof. Drs. I Ketut Widnya , M.Phil. Phd mengatakan bahwa di Bali Tri Sandya
harus diikuti Panca Sembah hal ini merupakan anjuran dari PHDI bali. Masalah yandnya(banten)
yang berbeda disetiap daerah karena perbedaan budaya diharapkan tidak menjadi
sebuah kontraduksi antar umat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar