(Bimas Hindu Jatim) - Terwujudnya masyarakat Hindu yang
memiliki daya saing, kualitas, kemampuan, serta pengetahuan tentang agama Hindu
merupakan salah satu program Direktorat Jenderal Bimas Hindu Kemenag RI.
Terbitnya Peraturan Menteri Agama
No 56 Tahun 2014 tentang Pendidikan Keagamaan Hindu disambut baik oleh
masyarakat Hindu. Lembaga Pendidikan Keagamaan Hindu, baik formal maupun non
formal dalam wadah pasraman kini mulai banyak bermunculan.
Tim visitasi Direktorat Jenderal
Bimas Hindu Kemenag RI memverifikasi tujuh pasraman di Jawa Timur yang telah terdaftar,
antara lain Utama Widya Pasraman Ganesha Parwati, Pratama Widya Pasraman Ganesa
Parwati, Pasraman Non Formal Purwa Dharma 1, Pasraman Non Formal Purwa Dharma 2,
Pasraman Non Formal Purwa Dharma 3, Pasraman Non Formal Purwa Dharma 4, dan Pasraman
Non Formal Purwa Dharma 5.
Kepala Sub Direktorat Pendidikan
Dasar dan Menengah, I Gede Jaman mengatakan Pasraman Formal dibagi menjadi 5
tingkatan yaitu, Pratama Widya Pasraman (TK/PAUD), Adi Widya Pasraman (SD),
Madyama Widya Pasraman (SMP), Utama Widya Pasraman (SMA) dan Maha Widya
Pasraman (Perguruan Tinggi). Sedangkan Pasraman Non Formal berbentuk Pesantian
dan Aguron - Guron.
“Tujuan penyelenggaraan pasraman
agar peserta didik memiliki kemampuan, pengetahuan, sikap dan
ketrampilan, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan bertanggungjawab,” kata
Gede Jaman belum lama ini di Banyuwangi.
Pembimas Hindu Jawa Timur, Ida
Made Windya mengungkapkan pendidikan pasraman bertujuan untuk melengkapi
pendidikan agama di sekolah formal dalam rangka meningkatkan sradha dan bhakti
peserta didik.
“Peran serta masyarakat memiliki
kedudukan yang sangat penting dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di
pasraman. Oleh karena itu diperlukan langkah-langkah kreatif dan inovatif untuk
mendorong tumbuhnya peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan,” ungkap
Ida Made Windya.
Ketua Yayasan Ganesa Parwati,
Supriyono mengatakan Pratama Widya Pasraman telah
beroperasi sejak tahun 2008 di Kec. Purwoharjo, Banyuwangi. Sedangkan Utama Widya Pasraman baru beroperasi pada tahun 2016. Kesuksesan
Yayasan Ganesa Parwati merupakan terobosan baru sekaligus dapat meneruskan
program kerja pemerintah, khususnya bidang pendidikan, serta ikut mencerdaskan
kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Anak ibarat kertas putih yang
akan menjadi seperti apa yang dituliskan di dalam kertas putih tersebut,” kata Supriyono.
Ia menambahkan, mereka merupakan generasi penerus bangsa yang perlu dicetak dan
dikader dari usia dini agar tercipta anak-anak bangsa yang cerdas dan berjati
diri. Supriyono berharap Ditjen Bimas Hindu Kemenag RI bisa mengeluarkan izin
operasional bagi pasraman sehingga nantinya pendidikan bisa berjalan dengan
kondusif dan representatif. *Titah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar