Minggu, 15 Juli 2018

Orientasi Implementasi Kurikulum 2013 Bagi Guru Pendidikan Agama Hindu Angkatan III




Surabaya (Bimas Hindu)– Bimbingan Masyarakat Hindu Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, Menggelar Kegiatan Orientasi Implementasi Kurikulum 2013 Bagi Guru Pendidikan Agama Hindu Angkatan III, Jika Sebelumnya Kegiatan Orientasi Implementasi Kurikulum 2013 Angkatan I dan II di ikuti Oleh Guru Agama Hindu yang berstatus PNS, Berbeda halnya dengan Angkatan III yang di ikuti oleh guru pendidikan Agama Hindu yang berstatus Non PNS.
Kegiatan Orientasi K13 Angkatan III ini di laksanakan selama tiga hari di Hotel The Alana Surabaya, dimulai pada hari Rabu(11/07/2018) hingga hari jumat(13/07/2018). Peserta yang di ikutsertakan dalam kegiatan orientasi ini merupakan Guru Pendidikan Agama Hindu yang yang berstatus GTT ( Guru Tidak Tetap), dengan jumlah peserta 40 orang.
Kurikulum 2013 masuk dalam masa percobaanya pada tahun 2013 dengan menjadikan beberapa sekolah menjadi sekolah rintisan. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013 pasal 4, dinyatakan bahwa: Satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah dapat melaksanakan Kurikulum Tahun 2006 paling lama sampai dengan tahun pelajaran 2019/2020. Untuk itu pemerintah memberikan waktu selambat-lambatnya untuk mempersiapkan Kurikulum 2013 hingga tahun 2020. Berdasarkan hal ini lah Bimas Hindu Kantor Kementarian Agama Provinsi Jawa Timur mempersiapkan Guru Agama Hindu untuk lebih siap dalam melaksanakan Kurikulum 2013.
Kegiatan yang telah berlangsung selama tiga hari ini berjalan dengan lancar hingga penutupan acara yang dihadiri oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, Drs. H. Syamsul Bahri, M.Ag. Dalam kesempatan ini beliau mengatan bahwa fungsi seorang guru sangatlah vital, Seorang Guru merupakan orang yang harus bener – benar paham dengan bidang yang di ajarnya, apalagi bidang yang diajarnya adalah ilmu agama, maka paling tidak seorang guru harus mempunyai tiga hal; Pertama seorang guru harus memahami teologi agama, kedua setelah memahami tentang teologi agama seorang guru juga wajib memahami sosiologi agama, yang ketiga dilengkapi dengan filosofi agama. Ketika seorang guru memiliki nilai-nilai seperti di atas besar kemungkinan bisa mentransfer ilmu agama yang benar kepada para anak didiknya. Apalagi dalam Kurikulum 2013 ada empat aspek penilaian yaitu keterampilan (KI-4);pengetahuan (KI-3);sosial (KI-2); dan spiritual (KI-1). Untuk itu seorang guru harus lebih bijak dalam berinteraksi dan menilai  anak didiknya.
Setelah memberikan pengarahan – pengarahan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, Drs. H. Syamsul Bahri, M.Ag. secara resmi menutup kegiatan dengan di sertai foto bersama dengan peserta Orientasi Kurikulum 2013.

Orientasi Implementasi Kurikulum 2013 Bagi Guru Pendidikan Agama Hindu Angkatan II




Surabaya (Bimas Hindu) – Bimas Hindu Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur memfasilitasi Guru – Guru Agama Hindu di Provinsi Jawa Timur untuk kegiatan seminar Orientasi Implementasi Kurikulum 2013 yang di selenggarakan di kota Surabaya. Kegiatan Orientasi kurikulum 2013 bagi Guru Pendidikan Agama Hindu Angkatan II di ikuti oleh 40 orang Guru pendidikan Agama Hindu dari seluruh kabupaten di jawa timur. Adapun tujuan dari seminar adalah untuk memantapkan / menguatkan kurikulum 2013 di kalangan guru pendidikan agama hindu.
Kegiatan Orientasi Implementasi Kurikulum 2013 yang di selenggarakan di Hotel Holiday Inn Express Surabaya,senin(14/05/2018). Pembukaan Kegiatan dilakukan Oleh Kakanwil kemenag provinsi Jawa Timur Drs. H. Syamsul Bahri, M.Pd.I. dalam kesempatan yang sama Drs. H. Syamsul Bahri, M.Pd.I. menyampaikan hal-hal dasar yang perlu di lakukan oleh seorang guru. “Jika berbicara Kurikulum 2013 ada dua hal dasar yang perlu di lakukan oleh guru, yang pertama guru harus punya kemampuan lebih dari pada siswa, yang kedua guru harus lebih dulu menguasai materi dari pada siswa” Ujar Drs. H. Syamsul Bahri, M.Pd.I.
Dengan semakin aktifnya anak didik di era yang semakin modern seorang guru harus mampu secara akademis, mampu memjelaskan ketika ada pertanyaan – pertanyaan dari anak didik supaya anak-anak yang belajar agama tidak salah memahami tentang agama ataupun hanya sekedar mencari pembelajaran di dunia internet, yang dapat menjerumuskan pemahaman terhadap agama. Berbicara agama berarti bicara kebaikan dalam agama apapun itu. Maka sebagai pendidik berkewajiban untuk membawa anak didik pada kehidupan beragama yang baik, Pesan Drs. H. Syamsul Bahri, M.Pd.I. kepada para peserta kegiatan orientasi Implementasi Kurikulum 2013 Angkatan II.

Orientasi Implementasi Kurikulum 2013 Bagi Guru Pendidikan Agama Hindu Angkatan 1




Surabaya (Bimas Hindu) – Guru adalah sumber pengetahuan utama bagi murid di tempat pendidikan, dimana ilmu yang di ajarkan oleh guru bukan hanya sekedar menyampaikan materi tetapi juga perlu mengajarkan akhlak dan kepribadian. Apalagi guru yang berhubungan dengan pendidikan agama, jauh memiliki tanggung jawab yang besar untuk mengajarkan akhlak ketuhanan. Dalam pendidikan agama hindu guru agama hindu harus mengkaji secara mendalam tentang kehinduan. Supaya anak didik yang sedang belajar mampu memahami ilmu agama dengan benar.
Kegiatan Orientasi Implementasi Kurikulum 2013 Angkatan I yang diselenggarakan oleh Bimas Hindu Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur bertujuan untuk membangun kompetensi guru agama hindu di Wilayah Jawa Timur. Kegiatan yang diselenggarakan di hotel Holiday Inn Express Surabaya, Senin(23/04/2018). di buka langsung oleh Kepala Kantor Kemenag Provinsi Jawa Timur Drs. H. Syamsul Bahri, M.Pd.I. dalam kesempatan yang sama Drs. H. Syamsul Bahri, M.Pd.I menyampaikan hal-hal yang harus di miliki oleh guru agama, yang pertama “Guru agama harus mempunyai sikap keagamaan yang baik, yang kedua guru agama harus mengkaji agama yang di anutnya secara mendalam”.
Ketua Panitia, Ni Putu Sinta Ismayarti mengatakan peserta berjumlah 40 orang. Adapun peserta merupakan guru agama hindu di wilayah provinsi jawa timur yang diselenggarakan untuk Angkatan pertama . Dengan tujuan kegiatan untuk meningkatkan profesionalitas dan kompetensi sebagai tenaga pendidik, memotivasi tenaga kependidikan agar lebih memahami implementasi Kurikulum 2013, dan menambah wawasan dalam penyelenggaraan pendidikan. Kegiatan berlangsung selama tiga hari, 23 s/d 25 April 2018.

Selasa, 10 Juli 2018

Jambore Penyuluh Lintas Agama Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur



Sidoarjo (Bimas Hindu) – Dalam upaya mempererat kebersamaan dan toleransi antar umat beragama terutama keluarga besar Kantor Wilayah  Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, diwujudkan dalam kegiatan Halal BiHalal serta Jambore Penyuluh Lintas Agama yang diselenggarakan di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur pada hari selasa (03/07/2018) hingga hari kamis (05/07/2018) yang diikuti oleh seluruh perwakilan Penyuluh baik Penyuluh PNS maupun Non PNS dari semua Agama.
Jambore Penyuluh Lintas Agama yang diselenggarakan selama 3 hari ini di isi dengan berbagai kegiatan yang bersifat kebersamaan, yaitu kebersamaan dalam pendirian tenda dimana panitia akan menilai kreatifitas peserta jambore dalam mendesain dan menghias tenda serta kebersihan peserta jambore di dalam tenda, kemudian di hari kedua diadakan lomba menghias tumpeng yang mewajibkan peserta jombore untuk menyiapkan tumpeng dengan masing kelompok dengan satu tumpeng, kemudian setalah dinilai panitia nasi tumpeng yang ada dimakan bersama-sama.
Pada hari ketiga Jambore penyuluh Lintas Agama serta kegiatan Halal BiHalal di lingkungan Kantor Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur dihadiri oleh Bapak Menteri Agama Republik Indonesia, Lukman Hakim Saifuddin. Beliau berkeliling lapangan melihat tenda penyuluh satu persatu, bahkan beliau sempatkan berfoto di depan tenda Penyuluh Agama Hindu yang terlihat unik dan memiliki ciri khas bentuk bangunan Umat Hindu.












Minggu, 01 Juli 2018

Piodalan Pura Luhur Poten Bromo




Bromo (Bimas Hindu) – Masyarakat Suku Tengger di Gunung bromo, Jawa Timur Menggelar Upacara Piodalan di Pura Luhur Poten Bromo yang berada di lautan pasir Gunung Bromo, pada hari jumat (29/06/2018). Piodalan Pura Luhur Poten Bromo ini bersamaan dengan upacara yadnya kasada yang jatuh pada hari jumat kliwon. Pura Luhur Poten Bromo ramai dihadiri masyarakat suku tengger yang berada di beberapa wilayah khususnya empat kabupaten yang di diami oleh suku tengger yaitu Pasuruan, Probolinggo, Malang, dan Lumajang.
Puncak karya piodalan dilaksanakan pada jumat siang, dengan dilaksanakan persembahyangan bersama. Tetapi masyarakat suku tengger masih belum meninggalkan Pura Luhur Poten Bromo karena upacara Yadnya Kadasa akan dimulai pada malam hari yaitu pada sabtu dini hari pukul 00.00 Wib. Masyarakat Suku Tengger akan bermalam (melakukan sipeng).
Yadnya Kasada Diakhiri dengan melaksanakan Kurban Suci ke Kawah Gunung Bromo, Kurban yang disajikan ke Gunung Bromo adalah hasil palawija,palawiji,dan seekor kerbau. Kemudian seluruh umat akan menutup seluruh rangkaian upacara dengan pujan kasada sebagai ucapan syukur atas terlaksananya yadnya kasada.

Piodalan Pura Mandara Giri Semeru Agung Lumajang


Lumajang (Bimas Hindu)Kabupaten Lumajang baru saja menggelar upacara cara piodalan, tepatnya di Pura Mandara Giri Semeru Agung yang terletak di Desa Senduro, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumjang. Pura Mandara Giri Semeru Agung merupakan pura yang paling besar di kabupaten lumajang, meskipun umat hindu disekitar Pura tidak begitu banyak akan tetapi pada setiap perayaan upacara piodalan selalu dipadati oleh umat hindu, baik dari kabupaten lain di jawa timur maupun umat hindu dari provinsi bali.
Seperti halnya piodalan tahun ini yang dimulai pada tanggal 28 juni – 09 juli 2018 begitu banyak umat hindu yang antusias untuk bersembahyang disana. Pada puncak karya yang jatuh pada hari kamis (28/06/208) begitu padat umat hindu yang hadir, atsungkara upacara puncak piodalan ini berjalan dengan lancar. Karena terbatasnya tempat dan untuk menghindari membludaknya umat maka panitia menjadwalkan kunjungan yang dibagi tiap kabupaten. 
Pada puncak karya piodalan Pura Mandara Giri Semeru Agung Kabupaten Lumajang dihadiri Pembimas Hindu Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, Bapak Budiono,S.Ag. Dalam sambutannya beliau menjelaskan tentang tiga kerangka dasar agama hindu, yaitu tattwa,susila,dan upacara. Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dalam konsep agama hindu, tattwa yang merupakan aspek pengetahuan dan ajaran-ajaran agama yang harus dimengerti oleh umat hindu, susila merupakan aspek yang membentuk sikap dan perilaku yang membuat manusia memiliki kebijaksanaan, sedangkan upacara merupakan tatacara dalam melaksanakan ajaran agama yang berupa tradisi upacara / ritual untuk komunikasi dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Piodalan merupakan bagian dari upacara dewa yadnya yaitu upacara yang ditujukan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dengan segala manifestasinya.