Rabu, 21 Juni 2017

Tanamkan Nilai-Nilai Pancasila Pada Siswa-Siswi Pasraman Jawa Timur



Batu (Bimas Hindu ) – Puluhan siswa-siswi Pasraman se Jawa Timur riang gembira mengikuti Outbond Gerakan Pembudayaan Pancasila. Mengambil tema ‘Transformasi Perbedaan Menjadi Spirit Persamaan, Bersinergi Menguatkan Rumah Kita Pancasila’, mereka bersatu padu mempertahankan Pancasila sebagai ideologi Negara Indonesia.
Hal tersebut disampaikan oleh Pembimas Hindu Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, Ida Made Windya ketika memberikan sambutan. “Penanaman Pancasila dan nilai-nilai kebangsaan menjadi pelajaran penting bagi siswa-siswi Pasraman Jawa Timur,” tegas Ida Made Windya, Kamis (22/06/2017).
Beberapa ice breaking antara lain semangat pagi, halo hai, lempar tepuk, im the center, buzz, game angin, game berburu kijang, game tugu pancoran, opposite dan water gun.
Ida Made Windya berharap kegiatan bisa merajut kebersamaan sehingga tidak terjadi konflik antarpelajar. Selain itu juga untuk terapi positif bagi pelajar sehingga tidak terpengaruh dengan kegiatan yang tidak bermanfaat.

Cerdas Intelektual, Emosional dan Spiritual Lahirkan Pribadi Unggul





Batu (Bimas Hindu) – Siswa-siswi Hindu hendaknya lebih mengenal kekurangan dan kelebihan yang ada dalam diri sendiri sehingga mereka bisa lebih kreatif dan inovatif dalam menggali potensi diri.

Hal tersebut disampaikan oleh Pembimas Hindu Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, Ida Made Windya ketika memberikan sambutan dalam kegiatan Orientasi Peningkatan Mutu Siswa Pada Sekolah Minggu / Pasraman Angkatan II di Kartika Wijaya Batu Heritage Hotel,  20 s/d 22 Juni 2017.

“Siswa-siswi bisa menjadi pribadi yang sukses jika mereka telah cerdas secara intelektual, emosional dan cerdas secara spiritual,” tegas Ida Made Windya.

Melalui materi-materi yang berkualitas, karakter mereka akan dibentuk menjadi generasi emas Hindu pada tahun 2045. Seperti materi Dharmagita dan refleksi yang mampu menghaluskan jiwa, materi Yoga Asanas mampu meningkatkan konsentrasi, belajar bahasa Sansekerta melalui materi pengenalan huruf Dewanagari.

Selain itu, siswa-siswi diharapkan bisa memiliki pola pikir dan perilaku positif, memiliki visi misi yang jelas, sehingga semua cita-cita bisa tercapai.

Yuliana dalam materi ‘Dharmagita’ mengatakan Dharma Gita mempunyai patokan-patokan baku, yang tak bisa dilanggar apabila ditiadakan. Di seluruh Indonesia seharusnya memakai dasar dan patokan yang sama dalam membawakannya.

“Di sini tentu terjadi perbedaan warna suara, karena beda cengkok, kadar pemahaman dan penghayatan yang berlainan, juga karena dialek desa-kala-patra,” kata Yuliana.

Miswanto dalam materi ‘Dewanegari’ mengungkapkan selama ini pemahaman peserta tentang bahasa Sanskerta masih sebatas bahasa pasif, serta tidak digunakan sebagai bahasa pergaulan. Ia pun memperkenalkan bahasa Sansekerta kepada peserta sebagai bahasa pergaulan dengan cara yang mudah.

“Peserta tidak hanya saya ajari menulis, tapi juga membaca, menyimak, dan berbicara dengan menggunakan bahasa Sanskerta,” ungkap Miswanto.

Miswanto berharap bahasa Sansekerta bisa digunakan menjadi bahasa aktif layaknya bahasa Inggris, Jerman, dan Arab dan lain-lain.

Sedangkan Nyoman Widhiarsana dalam materi ‘Refleksi dan Kontemplasi’ menegaskan langkah-langkah melakukan refleksi dan afirmasi antara lain menemukan jati diri, kekurangan dan kelebihan, menemukan impian, mengambil keputusan, afirmasi, perkuat relasi, dan terakhir adalah action.

Ketua Panitia, Ni Putu Sinta Ismayarti, mengatakan 50 peserta yang hadir pada angkatan 2 merupakan perwakilan siswa-siswa pasraman tingkat SMA. Mereka berasal dari berbagai kabupaten/kota se-Jawa Timur. *Titah

Rabu, 14 Juni 2017

Siapkan Generasi Emas Hindu di Tahun 2045



Batu (Bimas Hindu) – Generasi muda merupakan ujung tombak dalam pembangunan bangsa. Menanamkan pendidikan agama Hindu sejak dini merupakan tujuan utama untuk membentuk karakter dan budi pekerti demi terciptanya generasi emas tahun 2045.
Hal tersebut disampaikan oleh Pembimas Hindu Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, Ida Made Windya. “Pendidikan karakter menentukan kulitas moral dan arah dari setiap generasi muda dalam mengambil keputusan dan tingkah laku,” tegas Ida Made Windya sekaligus membuka secara resmi kegiatan Orientasi Peningkatan Mutu Siswa Pada Sekolah Minggu/Pasraman Angkatan I di Hotel Kartika Wijaya Batu Heritage, Rabu (15/06/2017).
Ida Made Windya yang juga sebagai pemateri ‘Pengembangan Diri Siswa Pasraman’ menambahkan karakter merupakan bagian integral yang harus dibangun, agar generasi muda sebagai harapan bangsa, sebagai penerus bangsa yang akan menentukan masa depan harus memiliki sikap dan pola pikir yang berlandaskan moral yang kokoh dan benar dalam upaya membangun bangsa.
Saat bangsa ini berusia 100 tahun, akan lahir generasi yang cerdas komprehensif, yaitu anak bangsa yang produktif, inovatif, damai dalam interaksi sosialnya, sehat dan menyehatkan dalam interaksi alamnya, dan berperadaban unggul mutlak dibutuhkan untuk memenangkan kompetisi global tersebut. Generasi yang menjanjikan menuju bangsa yang besar, adil, makmur, dan bermartabat.
Ketua Panitia, Ni Putu Sinta Ismayarti mengungkapkan jumlah peserta mencapai 50 orang perwakilan dari masing-masing kabupaten dan kota se Jawa Timur. “Untuk angkatan I diisi oleh siswa-siswi tingkat Sekolah Menengah Pertama dari masing-masing pasraman di Jawa Timur,” ungkap Sinta. Kegiatan yang mengambil tema ‘Membentuk Karakter dan Budi Pekerti Luhur Sesuai dengan Ajaran Dharma’ ini berlangsung dari tanggal 14 s/d 16 Juni 2017.
Salah satu pemateri ‘Dharma Gita’, Yuliana memaparkan tentang pentingnya Dharma Gita bagi umat Hindu, khususnya generasi muda. Keberadaan Dharma Gita di seluruh nusantara memberikan dukungan dalam membangun rasa keagamaan sesuai dengan budaya daerah masing-masing. Selain itu juga untuk meningkatkan penghayatan dan pemahaman ajaran agama Hindu.
Adapun beberapa pemateri yang turut mengisi antara lain Miswanto dengan materi ‘Pengenalan Huruf Dewa Nagari’, Nyoman Widhiarsana ‘Refleksi dan Kontemplasi’, ‘Merry Wahyu Kristina ‘Yoga Asanas’ dan Andrea Angga ‘Dinamika Kelompok dan Outbond’. *Titah