Senin, 29 Mei 2017

Orientasi Implementasi Kurikulum 2013: Kembangkan Kecerdasan Intelektual dan Spiritual Anak






Malang (Bimas Hindu) - Seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi, anak zaman sekarang jauh lebih kritis dibandingkan anak zaman dahulu. Tantangan mereka pun semakin berat. Perlu adanya pendampingan serta pengawasan dari seluruh elemen masyarakat, khususnya orang tua dan guru sehingga mereka bisa menjadi generasi emas dan produktif pada masa mendatang.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, H. Moch. Amin Mahfud, ketika memberikan sambutan sekaligus membuka secara resmi kegiatan Orientasi Implementasi Kurikulum 2013 Guru Pendidikan Agama Hindu Tingkat Dasar dan Menengah Angkatan 2 di Regent Park Hotel, Senin (29/05/2017).
“Hendaknya Kurikulum 2013 dirancang dan dipadukan dengan nilai-nilai agama Hindu agar anak-anak bisa menjadi pribadi yang cerdas intelektual dan spritual, baik, tangguh dan punya rasa peduli,” tegas H. Moch. Amin Mahfud.
Ketua Panitia, Ni Putu Sinta Ismayarti mengatakan peserta berjumlah 30 orang. Mereka merupakan perwakilan guru pendidikan agama Hindu tingkat dasar dan menengah dari masing-masing kabupaten/kota se Jawa Timur. Kegiatan berlangsung selama tiga hari, 29 s/d 31 Mei 2017.
Ia berharap melalui kegiatan ini seluruh peserta bisa menambah pengetahuan, keterampilan dalam mengajar sehingga mereka bisa memiliki motivasi tinggi untuk menjalankan tugasnya sebagai guru.
Pada kesempatan tersebut, H. Moch. Amin Mahfud membawakan materi ‘Kebijakan Kementerian Agama di Bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan’, Kusnohadi dengan materi ‘Pengelolaan Pembelajaran Kontekstual dan Terpadu’, M.Musfiqon dengan materi Penilaian dan Pelaporan Hasil Belajar, I Nengah Parta dengan materi ‘Pengembangan Media Pembelajaran Pendidikan Agama Hindu’ dan Ida Made Windya dengan materi ‘Manajemen Perubahan dan Budaya Sekolah’. (Titah)


Senin, 22 Mei 2017

Bangkitkan Peradaban Hindu Melalui Penguatan Pasraman



Surabaya (Bimas Hindu) – Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu Kementerian Agama Republik Indonesia menyelenggarakan Workshop Penyempurnaan Pedoman dan Panduan Jambore Pasraman Tingkat Nasional V Tahun 2017, 22 s/d 24 Mei di Hotel Grand Inna Tunjungan Surabaya.
Dirjen Bimas Hindu, I Ketut Widnya mengatakan pasraman merupakan wadah bagi generasi muda untuk belajar pendidikan agama Hindu. "Jumlah pasraman non formal hingga saat ini berjumlah 2611 pasraman. Pasraman merupakan proyek perubahan untuk kebangkitan Peradaban Hindu sekaligus menciptakan generasi muda Hindu yang berkualitas, berkarakter, serta memiliki kepekaan sosial," tegas I Ketut Widnya, Senin (22/05/2017).
Widnya menambahkan hal tersebut bisa diasah melalui tiga jenis kegiatan, antara lain kegiatan agama seperti yoga dan tri sandya yang akan menguatkan karakter. Lalu dilanjutkan dengan kegiatan seni yang akan menghaluskan budi dan kepekaan, serta kegiatan lomba yang mengajarkan sportifitas generasi muda Hindu.
Selain itu, melalui kegiatan workshop ini akan menyempurnakan pedoman yang nantinya akan menentukan kualitas penyelenggaraan jambore pasraman di Bali. 
Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, H.Syamsul Bahri sangat mendukung kegiatan workshop Jambore Pasraman karena merupakan dasar bagi kerukunan umat beragama di Indonesia, khususnya Jawa Timur. Hal tersebut juga tidak bisa lepas dari sejarah bangsa Indonesia.
“Melalui workshop ini tentu akan mengembalikan keberadaban Hindu. Sejarah keberadaban Hindu merupakan politik masa depan. Kita membangun konsep dari sejarah tanpa mengubah stabilitas yang ada. Bhinneka Tunggal Ika harus dibangun sehingga tercipta harmonisasi,” kata Syamsul Bahri.
Ketua Panitia, A.A. Anom Rai mengatakan kegiatan workshop Jambore Pasraman yang diikuti oleh 61 peserta ini mengambil tema ‘Melalui Workshop Penyempurnaan Pedoman dan Panduan Jambore Pasraman Tingkat Nasional Kita Bangun Selektivitas, serta Kualitas Juri dan Peserta’.
Hadir sebagai narasumber I Ketut Widnya dengan materi ‘Kebijakan Dirjen Pada Program Jambore Pasraman Tingkat Nasional V’, Nyoman Sutrantra dengan materi ‘Penyempurnaan Sistem Penilaian Kegiatan Jambore Pasraman Tingkat Nasional’, Trimo dengan materi ‘Evaluasi Pelaksanaan Sistem Jambore Pasraman Tingkat Nasional’ I Gusti Made Ngurah dengan materi ‘Penyempurnaan Pedoman dan Panduan Jambore Pasraman Tingkat Nasional V’, Ida Bagus Gede Subawa dengan materi ‘Peranan Kegiatan Jambore dalam Pembinaan Generasi Muda Hindu. *Titah