Sabtu, 29 April 2017

Dharma Santi Kabupaten Lumajang: Bangun Harmonisasi Wujudkan Bhinneka Tunggal Ika







Lumajang (Bimas Hindu) – Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Lumajang menggelar Dharma Santi Kabupaten Lumajang di Pendopo Pura Mandara Giri Semeru Agung Senduro, Sabtu (29/04/2017).
Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, H. Syamsul Bahri, mengatakan perbedaan dan keberagaman di Indonesia itu adalah sunahtullah.
“Mari kita bersama menjaga agama Hindu, membangun harmonisasi sehingga kelak bisa bisa menjadi umat Hindu yang baik demi terwujudnya Bhinneka Tunggal Ika,” tegas Syamsul Bahri.
Syamsul Bahri yang berasal dari Negara, Bali ini menambahkan selain sebagai ajang silahturahmi, Dharma Santi juga bisa meningkatkan rasa persaudaraan dan kesatuan umat Hindu sebagai bagian dari bangsa Indonesia.
Menurutnya, kemajuan bangsa ini dapat tercapai dengan meningkat rasa persaudaraan. Hal tersebut mampu  mengatasi permasalahan bangsa yang berkaitan dengan persatuan dan kesatuan bangsa.
Bupati Lumajang, As'at Malik, yang diwakilkan oleh Plt. Kepala Kesbsngpol, Agung Prisembodo mengungkapkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)  merupakan harga mati. Pancasila bukan tiruan dari negara lain, namun sesungguhnya berasal dari Indonesia
Ia pun mengajak masyarakat agar tidak terpengaruh atau terprovokasi isu-isu yang mengakibatkan perpecahan bangsa. Sebab Indonesia lahir atas dasar persatuan dan kesatuan suku, agama, ras, dan antargolongan yang berjuang pada masa penjajahan.
Ketua Parisadha Kabupaten Lumajang, Edy Sumianto mengungkapkan ratusan umat Hindu hadir dalam Dharma Santi Lumajang tahun ini.
“Adapun tema yang diambil yakni Jadikan Catur Brata Penyepian Memperkuat Toleransi Kebhinekaan Berbangsa dan Bernegara Demi Keutuhan NKRI,” kata Edy Sumianto.
Edy juga berpesan bahwa Dharma Santi merupakan bagian dari aktualisasi ajaran Weda. Hal tersebut bisa diwujudkan dengan menjalin kebersamaan antar umat Hindu dalam bentuk Dharma Wacana, diskusi maupun saling menngunjungi.
Bahkan, terkait aktualisasi Weda tersebut, beberapa peserta Utsawa Dharma Gita (UDG) Kabupaten Lumajang pun akan berlaga dalam UDG tingkat Nasional di Palembang, Juli 2017 mendatang mewakili kontingen UDG Provinsi Jawa Timur.
Hadir dalam kesempatan tersebut Pembimas Hindu Jawa Timur, Ida Made Windya, serta Pendharma Wacana, I Nyoman Sutantra. Beberapa hiburan sukses memukau penonton antara lain tari Condong dan sendratari Bali Dwipa Jawa Jaya Nusantara.


Minggu, 23 April 2017

Gema Sumpah Palapa Warnai Dharma Santi Jawa Timur



Banyuwangi (Bimas Hindu) - Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi Jawa Timur (PHDI) menggelar Dharma Santi dalam rangka perayaan Hari Raya Nyepi di Gedung Seni dan Budaya (Gesibu) Banyuwangi, Minggu (23/4/2017).

Tarian kolosal Kidung Maha Wilwatikta mampu membuat ribuan umat Hindu Jawa Timur terpukau. Tarian yang dibawakan 36 penari ini menceritakan ketegasan Ratu Tribuwana Tunggadewi menumpas pemberontak di daerah Sadeng. Patih Gajah Mada yang memimpin pasukan pun berhasil memadamkan api pemberontakan.

Lalu Patih Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa, yakni tidak akan makan makanan enak berbumbu rempah sebelum nusantara bersatu.

Ketua Panitia Dharma Santi Provinsi Jawa Timur, Suminto mengatakan, pihaknya memilih Banyuwangi menjadi tempat acara bukan tanpa alasan. Banyuwangi dianggap memiliki pertumbuhan ekonomi, pendidikan, budaya dan wisata yang baik.

"Banyuwangi juga belum pernah menjadi tempat Dharma Santi untuk saling bertemu antar umat. Umat Hindu di Banyuwangi juga yang terbesar di Jatim yakni mencapai hampir 40 ribu orang," kata Suminto. (Int)

Kamis, 13 April 2017

Hadirkan Toleransi Berlandaskan Nilai Luhur Pancasila



Sidoarjo (Bimas Hindu) - Kerukunan mencerminkan hubungan timbal balik yang ditandai oleh sikap saling menerima, saling mempercayai, saling menghormati dan menghargai, serta sikap saling memaknai kebersamaan. Toleransi merupakan hal mutlak agar kerukunan antar umat beragama semakin kuat.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag Jatim, Dr. H.Mustain, M.Ag dalam kegiatan Dialog Kerukunan Pandita/Pinandita/Tokoh Agama/Cendekiawan/Tokoh Masyarakat/Pemuda/Wanita yang diselenggarakan oleh Bimas Hindu Kemenag Jatim.
“Jawa Timur bersyukur tidak memiliki kasus kerukunan antar umat beragama mengingat kuatnya rasa toleransi yang dimiliki tiap warganya,” kata Musta’in di Aula Kanwil Kemenag Jatim, Kamis (13/04/2017).
Pembimas Hindu Kanwil Kemenag Jawa Timur, Ida Made Windya, M.Ag menegaskan untuk memperkuat kerukunan diperlukan kerjasama baik dalam tataran hidup keseharian antar tetangga, antara ormas keagamaan, antar umat yang berbeda agama maupun antara umat beragama dengan pemerintah daerah.
Ia menambahkan, kegiatan yang mengambil tema ‘Memperkuat Toleransi Kebhinekaan Berbangsa dan Bernegara Demi Keutuhan NKRI’ ini diikuti oleh 160 peserta dari seluruh elemen umat Hindu Jawa Timur.
Dr. I Ketut Sudiartha., M.Pd.H dalam materinya ‘Peran PHDI ( Lembaga Agama) dalam Pembinaan dan Penguatan Kerukunan Umat Beragama’ mengungkapkan PHDI berperan dalam mengembangkan nilai kehidupan yang mendorong terwujudnya sikap dan perilaku yang bertanggung jawab, peduli, rukun dan harmonis di lingkungan intern, antar umat beragama dan dengan pemerintah.
Sedangkan Prof. Ir. I Nyoman Sutantra M.Sc., Ph.D dalam materi ‘Memperkokoh Toleransi kebhinekaan berbangsa bernegara demi keutuhan NKRI’ memaparkan bahwa toleransi yang baik adalah yang sadar akan kebhinekaan, dengan beradab dan bijak membangun NKRI dengan bingkai nilai-nilai luhur pancasila.
“Kebhinekaan diciptahan Tuhan untuk saling mengisi, saling memberi, saling melengkapi. Kehidupan diciptakan Tuhan sebagai wadah kebhinekaan dalam kesatuan dengan saling mengasihi,” kata I Nyoman Sutantra.
Sedangkan Ida Pedanda Gde Anom Jalakarana Manuaba menegaskan bahwa keharmonisan bisa terwujud dengan penguatan integritas moral dan kepribadian yang bersumber dari keluhuran nilai nilai spiritualitas keagamaan serta mengembangkan rasa solidaritas yang tinggi dalam upaya menjalin persatuan dan kesatuan yang kokoh.