Senin, 14 Agustus 2017
Lahirkan Guru Agama Hindu Nusantara Multitalenta
Sidoarjo (Bimas Hindu) - Guna meningkatkan profesionalisme dan kompetensi Guru Agama Hindu Nusantara secara berkelanjutan, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu menggelar kegiatan Orientasi Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Guru Agama Hindu Tahun 2017 di Hotel Swiss Bellinn Airport Juanda Surabaya.
Direktur Jenderal Bimas Hindu, I Ketut Widnya mengatakan kegiatan PKB akan memberikan talenta kepada guru agama Hindu agar kelak mereka bisa semakin berkembang dan multitalenta.
“Guru Agama Hindu mempunyai peranan yang sangat besar dalam pembangunan revolusi mental Bangsa Indonesia demi terciptanya generasi emas 2045," tegas Ketut Widnya ketika membuka secara resmi kegiatan PKB, Senin (14/08/2017).
Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari, 14 s/d 16 Agustus ini nantinya berimplikasi pada perolehan angka kredit untuk kenaikan pangkat/jabatan fungsional guru.
Ketut Widnya yang juga sebagai pemateri ‘Kebijakan Dirjen Bimas Hindu dalam Pembinaan Pengembangan Profesi Guru’ ini menambahkan pengembangan keprofesian berkelanjutan terdiri dari 3 komponen, antara lain pengembangan diri, publikasi ilmiah dan karya inovatif.
Kegiatan pengembangan diri ini dimaksudkan agar guru mampu meningkatkan kompetensi profesi guru yang mencakup: kompetensi pedagogis, kepribadian, sosial, dan profesional.
Selain itu, guru agama Hindu juga wajib membuat publikasi ilmiah hasil penelitian atau gagasan inovatif pada bidang pendidikan formal. Hal tersebut bisa berupa karya tulis, tulisan ilmiah populer, publikasi buku teks pelajaran, modul pembelajaran ataupun buku pendidikan.
Selanjutnya, dalam karya inovatif, guru diwajibkan untuk melahirkan karya yang bersifat pengembangan, modifikasi atau penemuan baru. Beberapa diantaranya seperti penemuan teknologi tepat guna, karya seni, pemodifikasian alat pelajaran dan penyusunan standar, pedoman, soal tingkat provinsi ataupun nasional.
Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, H. Syamsul Bahri mendukung penuh kegiatan PKB. “Semoga ke depan guru Agama Hindu semakin profesional dalam mengemban tugas Guru Agama Hindu Jawa, Semangat, Semangat, Sukses! ” tegas Syamsul Bahri sembari menyemangati 60 peserta.
Kegiatan PKB kali ini didukung oleh beberapa narasumber, di antaranya Putu Kerti Nitiasih dengan materi ‘Peningkatan Profesionalisme Guru dalam Pengembangan Keprofesian Berkelajutan’, Ida Bagus Gede Subawa dengan materi ‘Peningkatan Kompetensi Guru’, I Nyoman Dantes dengan materi ‘Konsep dan Implementasi Pengembangan Profesi Berkelanjutan (PKB) Guru Agama Hindu’, dan I Gusti Agung Made Subawa dengan materi ‘Komponen-Komponen Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru Agama Hindu’. *Titah
Rabu, 05 Juli 2017
H Syamsul Bahri Melepas Secara Resmi Kontingen UDG Jawa Timur
Sidoarjo – Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, H.Syamsul
Bahri, melepas secara resmi 64 peserta dan sembilan official Kontingen Utsawa
Dharma Gita (UDG) Provinsi Jawa Timur di Pura Jalasidhi, Sidoarjo.
Kontingen UDG Jawa Timur yang akan
berlaga di Palembang dari 6 – 10 Juli 2017 ini akan bersaing dengan ribuan peserta
lain yang berasal dari 34 provinsi se Indonesia. Syamsul Bahri mengatakan agar
seluruh peserta dan official tampil maksimal.
“Peserta harus terus berdoa,
berusaha dan tampil yang terbaik tanpa menghina ataupun merendahkan peserta
lain mengingat bangsa Indonesia khususnya warga Jawa Timur sejatinya mencintai
kerukunan,” kata Syamsul Bahri, Rabu (05/07/2017). Pria kelahiran Negara, Bali
ini berharap agar kontingan Jawa Timur menampilkan gaya khas Hindu Jawa Timur.
Ketua Panitia Kontingen UDG sekaligus
Ketua Lembaga Pengembangan Dharma Gita (LPDG) Jawa Timur, I Putu Sudira
mengungkapkan pembinaan kontingen telah dipersiapkan sejak bulan Februari 2017.
“Kontingen UDG Jawa Timur akan berlaga dalam 31 kategori lomba ini sudah
melaksanakan evaluasi secara bertahap, yakni pada bulan April, Juni dan Juli,”
ungkap Putu Sudira.
Adapun kontingen UDG Jatim mengusung
motto be the best, be a star, be a winner
dan be a leader from Majapahit, yakni jadilah yang terbaik, seorang bintang,,
pemenang dan pemimpin dari bumi Majapahit.
Berangkat dari motto tersebut, Sudira
berharap agar seluruh kontingen semakin semangat dalam berlomba demi
mendapatkan hasil yang terbaik.
Turut hadir Pembimas Hindu Kanwil
Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, Ida Made Windya dan Ketua Parisada Hindu
Dharma Indonesia (PHDI) Jawa Timur yang diwakilkan oleh Ketua Paruman Walaka Jawa
Timur, I Nyoman Sutantra.
Terakhir, I Nyoman Sutantra
berpesan agar kontingen bergembira dalam berlomba. “Melalui UDG Tingkat Nasional
ini kita bangun moral spiritual dan kebajikan sehingga nantinya akan lahir
pemimpin yang berjuang membangun peradaban dan budaya Hindu yang luhur,” tandas
Nyoman Sutantra. *Titah
Rabu, 21 Juni 2017
Tanamkan Nilai-Nilai Pancasila Pada Siswa-Siswi Pasraman Jawa Timur
Batu (Bimas Hindu ) – Puluhan siswa-siswi
Pasraman se Jawa Timur riang gembira mengikuti Outbond Gerakan Pembudayaan Pancasila. Mengambil tema ‘Transformasi
Perbedaan Menjadi Spirit Persamaan, Bersinergi Menguatkan Rumah Kita Pancasila’,
mereka bersatu padu mempertahankan Pancasila sebagai ideologi Negara Indonesia.
Hal tersebut
disampaikan oleh Pembimas Hindu Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, Ida
Made Windya ketika memberikan sambutan. “Penanaman
Pancasila dan nilai-nilai kebangsaan menjadi pelajaran penting bagi
siswa-siswi Pasraman Jawa Timur,” tegas Ida Made Windya, Kamis (22/06/2017).
Beberapa ice
breaking antara lain semangat pagi, halo hai, lempar tepuk, im the center,
buzz, game angin, game berburu kijang, game tugu pancoran, opposite dan water
gun.
Ida Made Windya
berharap kegiatan bisa merajut
kebersamaan sehingga tidak terjadi konflik antarpelajar. Selain itu juga untuk
terapi positif bagi pelajar sehingga tidak terpengaruh dengan kegiatan yang
tidak bermanfaat.
Cerdas Intelektual, Emosional dan Spiritual Lahirkan Pribadi Unggul
Batu (Bimas Hindu) – Siswa-siswi Hindu hendaknya lebih mengenal kekurangan dan kelebihan yang ada dalam diri sendiri sehingga mereka bisa lebih kreatif dan inovatif dalam menggali potensi diri.
Hal tersebut disampaikan oleh Pembimas Hindu Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, Ida Made Windya ketika memberikan sambutan dalam kegiatan Orientasi Peningkatan Mutu Siswa Pada Sekolah Minggu / Pasraman Angkatan II di Kartika Wijaya Batu Heritage Hotel, 20 s/d 22 Juni 2017.
“Siswa-siswi bisa menjadi pribadi yang sukses jika mereka telah cerdas secara intelektual, emosional dan cerdas secara spiritual,” tegas Ida Made Windya.
Melalui materi-materi yang berkualitas, karakter mereka akan dibentuk menjadi generasi emas Hindu pada tahun 2045. Seperti materi Dharmagita dan refleksi yang mampu menghaluskan jiwa, materi Yoga Asanas mampu meningkatkan konsentrasi, belajar bahasa Sansekerta melalui materi pengenalan huruf Dewanagari.
Selain itu, siswa-siswi diharapkan bisa memiliki pola pikir dan perilaku positif, memiliki visi misi yang jelas, sehingga semua cita-cita bisa tercapai.
Yuliana dalam materi ‘Dharmagita’ mengatakan Dharma Gita mempunyai patokan-patokan baku, yang tak bisa dilanggar apabila ditiadakan. Di seluruh Indonesia seharusnya memakai dasar dan patokan yang sama dalam membawakannya.
“Di sini tentu terjadi perbedaan warna suara, karena beda cengkok, kadar pemahaman dan penghayatan yang berlainan, juga karena dialek desa-kala-patra,” kata Yuliana.
Miswanto dalam materi ‘Dewanegari’ mengungkapkan selama ini pemahaman peserta tentang bahasa Sanskerta masih sebatas bahasa pasif, serta tidak digunakan sebagai bahasa pergaulan. Ia pun memperkenalkan bahasa Sansekerta kepada peserta sebagai bahasa pergaulan dengan cara yang mudah.
“Peserta tidak hanya saya ajari menulis, tapi juga membaca, menyimak, dan berbicara dengan menggunakan bahasa Sanskerta,” ungkap Miswanto.
Miswanto berharap bahasa Sansekerta bisa digunakan menjadi bahasa aktif layaknya bahasa Inggris, Jerman, dan Arab dan lain-lain.
Sedangkan Nyoman Widhiarsana dalam materi ‘Refleksi dan Kontemplasi’ menegaskan langkah-langkah melakukan refleksi dan afirmasi antara lain menemukan jati diri, kekurangan dan kelebihan, menemukan impian, mengambil keputusan, afirmasi, perkuat relasi, dan terakhir adalah action.
Ketua Panitia, Ni Putu Sinta Ismayarti, mengatakan 50 peserta yang hadir pada angkatan 2 merupakan perwakilan siswa-siswa pasraman tingkat SMA. Mereka berasal dari berbagai kabupaten/kota se-Jawa Timur. *Titah
Rabu, 14 Juni 2017
Siapkan Generasi Emas Hindu di Tahun 2045
Batu (Bimas Hindu) – Generasi muda merupakan ujung tombak dalam
pembangunan bangsa. Menanamkan pendidikan agama Hindu sejak dini merupakan tujuan
utama untuk membentuk karakter dan budi pekerti demi terciptanya generasi emas
tahun 2045.
Hal tersebut disampaikan oleh
Pembimas Hindu Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, Ida Made
Windya. “Pendidikan karakter menentukan kulitas moral dan arah dari setiap
generasi muda dalam mengambil keputusan dan tingkah laku,” tegas Ida Made
Windya sekaligus membuka secara resmi kegiatan Orientasi Peningkatan Mutu Siswa
Pada Sekolah Minggu/Pasraman Angkatan I di Hotel Kartika Wijaya Batu Heritage,
Rabu (15/06/2017).
Ida Made Windya yang juga sebagai
pemateri ‘Pengembangan Diri Siswa Pasraman’ menambahkan karakter merupakan
bagian integral yang harus dibangun, agar generasi muda sebagai harapan bangsa,
sebagai penerus bangsa yang akan menentukan masa depan harus memiliki sikap dan
pola pikir yang berlandaskan moral yang kokoh dan benar dalam upaya membangun
bangsa.
Saat bangsa ini berusia 100
tahun, akan lahir generasi yang cerdas komprehensif, yaitu anak bangsa yang
produktif, inovatif, damai dalam interaksi sosialnya, sehat dan menyehatkan
dalam interaksi alamnya, dan berperadaban unggul mutlak dibutuhkan untuk memenangkan
kompetisi global tersebut. Generasi yang menjanjikan menuju bangsa yang besar,
adil, makmur, dan bermartabat.
Ketua Panitia, Ni Putu Sinta
Ismayarti mengungkapkan jumlah peserta mencapai 50 orang perwakilan dari
masing-masing kabupaten dan kota se Jawa Timur. “Untuk angkatan I diisi oleh
siswa-siswi tingkat Sekolah Menengah Pertama dari masing-masing pasraman di
Jawa Timur,” ungkap Sinta. Kegiatan yang mengambil tema ‘Membentuk Karakter dan
Budi Pekerti Luhur Sesuai dengan Ajaran Dharma’ ini berlangsung dari tanggal 14
s/d 16 Juni 2017.
Salah satu pemateri ‘Dharma Gita’,
Yuliana memaparkan tentang pentingnya Dharma Gita bagi umat Hindu, khususnya
generasi muda. Keberadaan Dharma Gita di seluruh nusantara memberikan dukungan
dalam membangun rasa keagamaan sesuai dengan budaya daerah masing-masing.
Selain itu juga untuk meningkatkan penghayatan dan pemahaman ajaran agama
Hindu.
Adapun beberapa pemateri yang
turut mengisi antara lain Miswanto dengan materi ‘Pengenalan Huruf Dewa Nagari’,
Nyoman Widhiarsana ‘Refleksi dan Kontemplasi’, ‘Merry Wahyu Kristina ‘Yoga
Asanas’ dan Andrea Angga ‘Dinamika Kelompok dan Outbond’. *Titah
Senin, 29 Mei 2017
Orientasi Implementasi Kurikulum 2013: Kembangkan Kecerdasan Intelektual dan Spiritual Anak
Malang (Bimas Hindu) -
Seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi, anak zaman sekarang jauh lebih
kritis dibandingkan anak zaman dahulu. Tantangan mereka pun semakin berat.
Perlu adanya pendampingan serta pengawasan dari seluruh elemen masyarakat,
khususnya orang tua dan guru sehingga mereka bisa menjadi generasi emas dan
produktif pada masa mendatang.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Bagian Tata Usaha
Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, H. Moch. Amin Mahfud, ketika
memberikan sambutan sekaligus membuka secara resmi kegiatan Orientasi
Implementasi Kurikulum 2013 Guru Pendidikan Agama Hindu Tingkat Dasar dan
Menengah Angkatan 2 di Regent Park Hotel, Senin (29/05/2017).
“Hendaknya Kurikulum 2013 dirancang dan dipadukan dengan
nilai-nilai agama Hindu agar anak-anak bisa menjadi pribadi yang cerdas
intelektual dan spritual, baik, tangguh dan punya rasa peduli,” tegas H. Moch.
Amin Mahfud.
Ketua Panitia, Ni Putu Sinta Ismayarti mengatakan peserta
berjumlah 30 orang. Mereka merupakan perwakilan guru pendidikan agama Hindu
tingkat dasar dan menengah dari masing-masing kabupaten/kota se Jawa Timur.
Kegiatan berlangsung selama tiga hari, 29 s/d 31 Mei 2017.
Ia berharap melalui kegiatan ini seluruh peserta bisa
menambah pengetahuan, keterampilan dalam mengajar sehingga mereka bisa memiliki
motivasi tinggi untuk menjalankan tugasnya sebagai guru.
Pada kesempatan tersebut, H. Moch. Amin Mahfud membawakan
materi ‘Kebijakan Kementerian Agama di Bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan’,
Kusnohadi dengan materi ‘Pengelolaan Pembelajaran Kontekstual dan Terpadu’,
M.Musfiqon dengan materi Penilaian dan Pelaporan Hasil Belajar, I Nengah Parta
dengan materi ‘Pengembangan Media Pembelajaran Pendidikan Agama Hindu’ dan Ida
Made Windya dengan materi ‘Manajemen Perubahan dan Budaya Sekolah’. (Titah)
Senin, 22 Mei 2017
Bangkitkan Peradaban Hindu Melalui Penguatan Pasraman
Surabaya (Bimas Hindu) – Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu Kementerian Agama Republik Indonesia menyelenggarakan Workshop Penyempurnaan Pedoman dan Panduan Jambore Pasraman Tingkat Nasional V Tahun 2017, 22 s/d 24 Mei di Hotel Grand Inna Tunjungan Surabaya.
Dirjen Bimas Hindu, I Ketut Widnya mengatakan pasraman merupakan wadah bagi generasi muda untuk belajar pendidikan agama Hindu. "Jumlah pasraman non formal hingga saat ini berjumlah 2611 pasraman. Pasraman merupakan proyek perubahan untuk kebangkitan Peradaban Hindu sekaligus menciptakan generasi muda Hindu yang berkualitas, berkarakter, serta memiliki kepekaan sosial," tegas I Ketut Widnya, Senin (22/05/2017).
Widnya menambahkan hal tersebut bisa diasah melalui tiga jenis kegiatan, antara lain kegiatan agama seperti yoga dan tri sandya yang akan menguatkan karakter. Lalu dilanjutkan dengan kegiatan seni yang akan menghaluskan budi dan kepekaan, serta kegiatan lomba yang mengajarkan sportifitas generasi muda Hindu.
Selain itu, melalui kegiatan workshop ini akan menyempurnakan pedoman yang nantinya akan menentukan kualitas penyelenggaraan jambore pasraman di Bali.
Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, H.Syamsul Bahri sangat mendukung kegiatan workshop Jambore Pasraman karena merupakan dasar bagi kerukunan umat beragama di Indonesia, khususnya Jawa Timur. Hal tersebut juga tidak bisa lepas dari sejarah bangsa Indonesia.
“Melalui workshop ini tentu akan mengembalikan keberadaban Hindu. Sejarah keberadaban Hindu merupakan politik masa depan. Kita membangun konsep dari sejarah tanpa mengubah stabilitas yang ada. Bhinneka Tunggal Ika harus dibangun sehingga tercipta harmonisasi,” kata Syamsul Bahri.
Ketua Panitia, A.A. Anom Rai mengatakan kegiatan workshop Jambore Pasraman yang diikuti oleh 61 peserta ini mengambil tema ‘Melalui Workshop Penyempurnaan Pedoman dan Panduan Jambore Pasraman Tingkat Nasional Kita Bangun Selektivitas, serta Kualitas Juri dan Peserta’.
Hadir sebagai narasumber I Ketut Widnya dengan materi ‘Kebijakan Dirjen Pada Program Jambore Pasraman Tingkat Nasional V’, Nyoman Sutrantra dengan materi ‘Penyempurnaan Sistem Penilaian Kegiatan Jambore Pasraman Tingkat Nasional’, Trimo dengan materi ‘Evaluasi Pelaksanaan Sistem Jambore Pasraman Tingkat Nasional’ I Gusti Made Ngurah dengan materi ‘Penyempurnaan Pedoman dan Panduan Jambore Pasraman Tingkat Nasional V’, Ida Bagus Gede Subawa dengan materi ‘Peranan Kegiatan Jambore dalam Pembinaan Generasi Muda Hindu. *Titah
Sabtu, 29 April 2017
Dharma Santi Kabupaten Lumajang: Bangun Harmonisasi Wujudkan Bhinneka Tunggal Ika
Lumajang (Bimas Hindu)
– Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Lumajang menggelar Dharma
Santi Kabupaten Lumajang di Pendopo Pura Mandara Giri Semeru Agung Senduro, Sabtu
(29/04/2017).
Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, H. Syamsul Bahri,
mengatakan perbedaan dan keberagaman di Indonesia itu adalah sunahtullah.
“Mari kita bersama menjaga agama Hindu, membangun
harmonisasi sehingga kelak bisa bisa menjadi umat Hindu yang baik demi terwujudnya
Bhinneka Tunggal Ika,” tegas Syamsul Bahri.
Syamsul Bahri yang berasal dari Negara, Bali ini menambahkan
selain sebagai ajang silahturahmi, Dharma Santi juga bisa meningkatkan rasa
persaudaraan dan kesatuan umat Hindu sebagai bagian dari bangsa Indonesia.
Menurutnya, kemajuan bangsa ini dapat tercapai dengan
meningkat rasa persaudaraan. Hal tersebut mampu mengatasi permasalahan bangsa yang berkaitan
dengan persatuan dan kesatuan bangsa.
Bupati Lumajang, As'at Malik, yang
diwakilkan oleh Plt. Kepala Kesbsngpol, Agung Prisembodo mengungkapkan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan harga mati. Pancasila bukan
tiruan dari negara lain, namun sesungguhnya berasal dari Indonesia
Ia pun mengajak masyarakat agar tidak
terpengaruh atau terprovokasi isu-isu yang mengakibatkan perpecahan bangsa. Sebab
Indonesia lahir atas dasar persatuan dan kesatuan suku, agama, ras, dan
antargolongan yang berjuang pada masa penjajahan.
Ketua Parisadha Kabupaten Lumajang, Edy Sumianto
mengungkapkan ratusan umat Hindu hadir dalam Dharma Santi Lumajang tahun ini.
“Adapun tema yang diambil yakni Jadikan Catur Brata
Penyepian Memperkuat Toleransi Kebhinekaan Berbangsa dan Bernegara Demi
Keutuhan NKRI,” kata Edy Sumianto.
Edy juga berpesan bahwa Dharma Santi merupakan bagian dari
aktualisasi ajaran Weda. Hal tersebut bisa diwujudkan dengan menjalin
kebersamaan antar umat Hindu dalam bentuk Dharma Wacana, diskusi maupun saling
menngunjungi.
Bahkan, terkait aktualisasi Weda tersebut, beberapa peserta
Utsawa Dharma Gita (UDG) Kabupaten Lumajang pun akan berlaga dalam UDG tingkat Nasional
di Palembang, Juli 2017 mendatang mewakili kontingen UDG Provinsi Jawa Timur.
Hadir dalam kesempatan tersebut Pembimas Hindu Jawa Timur,
Ida Made Windya, serta Pendharma Wacana, I Nyoman Sutantra. Beberapa hiburan
sukses memukau penonton antara lain tari Condong dan sendratari Bali Dwipa Jawa
Jaya Nusantara.
Minggu, 23 April 2017
Gema Sumpah Palapa Warnai Dharma Santi Jawa Timur
Banyuwangi (Bimas Hindu) - Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi Jawa Timur (PHDI) menggelar Dharma Santi dalam rangka perayaan Hari Raya Nyepi di Gedung Seni dan Budaya (Gesibu) Banyuwangi, Minggu (23/4/2017).
Tarian kolosal Kidung Maha Wilwatikta mampu membuat ribuan umat Hindu Jawa Timur terpukau. Tarian yang dibawakan 36 penari ini menceritakan ketegasan Ratu Tribuwana Tunggadewi menumpas pemberontak di daerah Sadeng. Patih Gajah Mada yang memimpin pasukan pun berhasil memadamkan api pemberontakan.
Lalu Patih Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa, yakni tidak akan makan makanan enak berbumbu rempah sebelum nusantara bersatu.
Ketua Panitia Dharma Santi Provinsi Jawa Timur, Suminto mengatakan, pihaknya memilih Banyuwangi menjadi tempat acara bukan tanpa alasan. Banyuwangi dianggap memiliki pertumbuhan ekonomi, pendidikan, budaya dan wisata yang baik.
"Banyuwangi juga belum pernah menjadi tempat Dharma Santi untuk saling bertemu antar umat. Umat Hindu di Banyuwangi juga yang terbesar di Jatim yakni mencapai hampir 40 ribu orang," kata Suminto. (Int)
Kamis, 13 April 2017
Hadirkan Toleransi Berlandaskan Nilai Luhur Pancasila
Sidoarjo (Bimas Hindu) - Kerukunan
mencerminkan hubungan timbal balik yang ditandai oleh sikap saling menerima,
saling mempercayai, saling menghormati dan menghargai, serta sikap saling memaknai
kebersamaan. Toleransi merupakan hal mutlak agar kerukunan antar umat beragama
semakin kuat.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag
Jatim, Dr. H.Mustain, M.Ag dalam kegiatan Dialog Kerukunan
Pandita/Pinandita/Tokoh Agama/Cendekiawan/Tokoh Masyarakat/Pemuda/Wanita yang
diselenggarakan oleh Bimas Hindu Kemenag Jatim.
“Jawa Timur bersyukur tidak memiliki kasus kerukunan antar umat
beragama mengingat kuatnya rasa toleransi yang dimiliki tiap warganya,” kata
Musta’in di Aula Kanwil Kemenag Jatim, Kamis (13/04/2017).
Pembimas Hindu Kanwil Kemenag Jawa Timur, Ida Made Windya, M.Ag
menegaskan untuk memperkuat kerukunan diperlukan kerjasama baik dalam tataran
hidup keseharian antar tetangga, antara ormas keagamaan, antar umat yang
berbeda agama maupun antara umat beragama dengan pemerintah daerah.
Ia menambahkan, kegiatan yang mengambil tema ‘Memperkuat Toleransi
Kebhinekaan Berbangsa dan Bernegara Demi Keutuhan NKRI’ ini diikuti oleh 160
peserta dari seluruh elemen umat Hindu Jawa Timur.
Dr. I Ketut Sudiartha., M.Pd.H dalam materinya ‘Peran PHDI ( Lembaga
Agama) dalam Pembinaan dan Penguatan Kerukunan Umat Beragama’ mengungkapkan PHDI
berperan dalam mengembangkan nilai kehidupan yang mendorong terwujudnya sikap
dan perilaku yang bertanggung jawab, peduli, rukun dan harmonis di lingkungan
intern, antar umat beragama dan dengan pemerintah.
Sedangkan Prof. Ir. I Nyoman Sutantra M.Sc., Ph.D dalam materi ‘Memperkokoh
Toleransi kebhinekaan berbangsa bernegara demi keutuhan NKRI’ memaparkan bahwa
toleransi yang baik adalah yang sadar akan kebhinekaan, dengan beradab dan
bijak membangun NKRI dengan bingkai nilai-nilai luhur pancasila.
“Kebhinekaan diciptahan Tuhan untuk saling mengisi, saling memberi,
saling melengkapi. Kehidupan diciptakan Tuhan sebagai wadah kebhinekaan dalam
kesatuan dengan saling mengasihi,” kata I Nyoman Sutantra.
Sedangkan Ida Pedanda Gde Anom Jalakarana Manuaba menegaskan bahwa keharmonisan
bisa terwujud dengan penguatan integritas moral dan kepribadian yang bersumber
dari keluhuran nilai nilai spiritualitas keagamaan serta mengembangkan rasa
solidaritas yang tinggi dalam upaya menjalin persatuan dan kesatuan yang kokoh.
Senin, 20 Februari 2017
Tim MGMP Jawa Timur Susun Soal USBN Agama Hindu
Malang (Bimas Hindu) - Tim MGMP Provinsi Jawa Timur
menyusun soal Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) Pendidikan Agama Hindu
dan Budi Pekerti di Regent's Park Hotel, Malang, 20 s/d 22 Februari 2017.
Guru Agama Hindu Jawa Timur Implementasikan Kurikulum 2013
Malang (Bimas Hindu) - Selain berbasis karakter, tata cara
pembelajaran kurikulum 2013 lebih difokuskan kepada menyimak, mengamati,
menanya, mempraktek, menalar kemudian mengkomunikasikan.
Hal tersebut disampaikan oleh
Pembimas Hindu Jawa Timur, Ida Made Windya, M.Ag dalam kegiatan Orientasi
Implementasi Kurikulum 2013 Guru Pendidikan Agama Hindu Tingkat Dasar dan
Menengah Angkatan I yang diselenggarakan oleh Bimas Hindu Jawa Timur.
“Kurikulum 2013 mengutamakan pada
pemahaman skill dan pendidikan karakter. Siswa dituntut paham materi, aktif
dalam proses berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun dan sikap
disiplin yang tinggi,” kata Ida Made Windya ketika memberikan sambutan di
Regent Park Hotel, Malang, Senin (20/02/2017).
Salah satu narasumber, Miswanto,
M.Pd.H, mengungkapkan ada beberapa aspek yang terkandung dalam kurikulum 2013,
antara lain pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dalam aspek pengetahuan,
lebih ditekankan pada tingkat pemahaman siswa dalam bidang pelajaran. Hal
tersebut bisa diperoleh dari Ulangan Harian, Ujian Tengah dan Akhir Semester,
dan Ujian Kenaikan Kelas.
Sedangkan aspek keterampilan
lebih ditekankan pada kemampuan mengemukakan opini, berdiskusi, membuat berkas
laporan, dan melakukan presentasi. Aspek sikap meliputi perangai sopan santun, sosial,
absensi dan agama.
Hal senada juga disampaikan oleh Drs.
I Ketut Artha. Laporan belajar atau rapor pada kurikulum 2013 ditulis pada
interval serta dihapusnya sistem ranking. “Upaya penilaian pada rapor di
kurikulum 2013 dibagi menjadi tiga kolom yakni pengetahuan, keterampilan dan
sikap,” pungkas I Ketut Artha. (Titah)Selasa, 07 Februari 2017
Perencanaan dan Penganggaran 2018: Ditjen Bimas Hindu Wujudkan Money Follow Program
Jakarta (Bimas Hindu)
- Ditjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI mengadakan kegiatan Rakor Perencanaan
Pusat Daerah, dan Perguruan Tinggi Agama Hindu, 7 s/d 10 Februari 2017 di Hotel
Grand Pasundan, Bandung, Jawa Barat.
Ketua Panitia Rakor, Ida Bagus Manuaba mengatakan kegiatan
ini merupakan gambaran dari sasaran program yang ditetapkan dalam Renstra
Ditjen Bimas Hindu tahun 2015 – 2019 yang diwujudkan Bimas Hindu melalui
kegiatan tahunan.
Hal tersebut seiring dengan arah kebijakan reformasi
Birokrasi di mana penyusunan Rencana Kerja (Renja) harus memperhatikan
keterkaitan secara jelas antara perencanaan dan penganggaran yang
merepresantasikan keselarasan arah kebijakan Direktorat.
“Perlu adanya sinkronisasi antara perencanan anggaran antara
pusat daerah dan perguruan tinggi. Penyusunan Renja dapat menjadi sarana dalam
menetapkan langkah-langkah strategis guna mewujudkan perencanaan program kerja
secara komprehensif dan terintegrasi, serta tercipta pengelolaan uang negara
yang lebih akuntabel serta peningkatan kualitas laporan tahunan,” papar Ida
Bagus Manuaba.
Mengambil tema ”Rapat Koordinasi Pejabat Pusat, daerah dan
perguruan tinggi negeri Agama Hindu 2018 Sebagai Wahana Memperkuat Perencanaan
dan Penganggaran 2018 Berbasis Money
Follow Program”, tertuang harapan sekaligus tantangan agar tercipta
perencanaan yang baik sehingga revisi anggaran bisa diminimalisir. Anggaran
yang ditetapkan harus sesuai dengan keutuhan masyarakat, tepat guna dan tepat
sasaran.
Ida Bagus Manuaba menambahkan dengan adanya persamaan
persepsi akan meningkatkan komitmen sekaligus mensukseskan program kerja Ditjen
Bimas Hindu tahun 2015 – 2019. Penganggaran Money Follow Program juga mendukung pendekatan penyusunan
Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2017, yaitu perencanaan yang holistik
(menyeluruh), tematik (terfokus), terintegrasi (terpadu), dan spasial (lokasi
yang jelas).
“Mendapat data perencanaan yang akurat untuk mengalokasikan
angaran pusat dan daerah sesuai kebutuhan di daerah dengan skala prioritas agar
selaras dengan Renstra Ditjen Bimas Hindu,” ungkap Ida Bagus Manuaba.
Rapat Koordinasi tahun ini diikuti lebih kurang 140 peserta
yang berasal dari Ka-Kanwil Prov. Bali, Pempinan Perguruan Tinggi Agama Hindu
Negeri (PTAHN), Ka-Kandepag/Kota se-Prov. Bali, Kabid/Pembimas Kanwil
Kementerian Agama se-Indonesia, Ka Percan Kanwil Kementerian Agama Prov. Bali,
Kasi Kanwil kementerian Agama Prov. Bali dan Prov. NTB, Penyelenggara Hindu di
Kab/Kota Se-Indonesia, penyuluh, dan Pejabat Eselon III dan IV di lingkungan
Ditjen Bimas Hindu.
Langganan:
Postingan (Atom)