Selasa, 25 Oktober 2016

Bersatu Dalam Mahasabha XI Untuk Kemajuan Bangsa Indonesia



Suasana demokratis sangat terasa dalam Mahasabha XI di Hotel Utami, Sidoarjo, Jawa Timur.  Kegiatan yang berlangsung dari tanggal 22 – 24 Oktober berhasil memilih beberapa sosok pemimpin terbaik demi kemajuan Bangsa Indonesia.

Ida Pedanda Gede Bang Buruan Manuaba terpilih menjadi Dharma Adyaksa periode 2016 – 2012 menggantikan Ida Pedanda Gede Sebali Tianyar Arimbawa. Selanjutnya Kolonel (Pur) I Nengah Dana terpilih menjadi Ketua Sabha Walaka menggantikan Marsekal TNI (Pur) Ida Bagus Putu Dunia. Adapun Mayjen TNI (Pur) Wisnu Bawa Tanaya berhasil menjadi Ketua Umum Pengurus Harian PHDI menggantikan Mayor Jenderal TNI (Purn) S.N. Suwisma.
Dirjen Bimas Hindu Prof. I Ketut Widnya, Ph.D mewakili Menteri Agama mengatakan Mahasabha merupakan jembatan emas bagi umat Hindu untuk memperkuat misi memantapkan kerukunan intra dan antar umat beragama. Umat Hindu secara nyata dipanggil memberikan  berkontribusi nyata dalam memantapkan kerukunan, baik kerukunan intern maupun antarumat beragama lainnya.
“Khusus misi ini memang sengaja saya tekankan karena kita masih dan terus akan menghadapi kemungkinan-kemungkinan disharmoni. Tantangan ke depan tidak lebih ringan dari pengalaman disharmoni yang telah kita lalui selama ini,’’ kata Ketut Widnya, Senin (24/10/2016).
Ia menambahkan, gangguan kerukunan akan semakin canggih, konflik bernuansa SARA juga akan semakin kompleks, sehingga penanganannya tidak bisa lagi dengan cara-cara yang biasa tetapi harus terencana, sistemik, komprehensif, holistik dan paling penting tersedianya kanal early warning.

Kemajuan Bangsa Indonesia
Pada pembukaan Mahasabha XI di Graha Samudra Bumimoro, Surabaya, Wakil Presiden, Jusuf Kalla memberikan penghargaan kepada umat Hindu yang mampu menjaga persatuan dalam Mahasabha ke-XI Parisada Hindu Dharma Indonesia.
Menurutnya, negara punya misi besar dalam hal persatuan ini, oleh karena itu negara memberikan kesempatan besar kepada siapa saja, tanpa memandang apa kepercayaannya untuk menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk kemajuan bangsa.
“Marilah kita semua saling belajar menjalankan profesi dengan sebaik-baiknya demi kemajuan bangsa. Yakni dengan kehadiran hati dan menjadikan perbedaan sebagai kekuatan, bukan sumber perpecahan,” kata Jusuf Kalla.
Gubernur Jatim, Soekarwo dalam sambutan mengucapkan selamat datang kepada Jusuf Kalla Wakil Presiden, serta para undangan dan beberapa menteri yang hadir dalam majelis, dengan mengagendakan penentuan pengurus PHDI.
Turut hadir dalam pembukaan Mahasabha XI, Menteri Koperasi dan UMKM AA Gede Ngurah Puspayoga, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini. *Titah















Kamis, 20 Oktober 2016

Bantuan Gamelan Jawa Bimas Hindu Jatim: Ajak Umat Hindu Kediri Cintai Budaya Leluhur







(Bimas Hindu Jatim) - Bimas Hindu Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur memberikan bantuan seperangkat gamelan Jawa kepada Pasraman Pura Agung Kertha Bhuwana, Kabupaten Kediri.
Pembimas Hindu Jawa Timur, Ida Made Windya mengatakan pemberian bantuan tersebut untuk meningkatkan dan mendorong kreatifitas berkesenian keagamaan umat Hindu di Kabupaten Kediri.
Dalam rangka memenuhi keinginan Pasraman Pura Agung Kertha Bhuwana Kabupaten Kediri untuk  menumbuhkan dan meningkatkan rasa kecintaan terhadap nilai-nilai budaya serta melestarikan budaya agama Hindu melalui seni karawitan, maka Bimas Hindu Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur memberi bantuan seperangkat gamelan Jawa sebagai wujud pelayanan pemerintah kepada umat Hindu,” kata Ida Made Windya, M.Ag di Pasraman Pura Agung Kertha Bhuwana, Kamis (20/10/2016) didampingi PPK Bimas Hindu Jatim (H. Sugianto, S.Sos., M.Pd.I), Pejabat Pengadaan (Hikmatul Hilmiyah, ST), Bendahara Pembantu Pengeluaran Bimas Hindu, (Kudari, S.Ag).
Ida Made Windya berharap bantuan tersebut dapat memotivasi umat dalam mencintai budaya leluhur serta dimanfaatkan dalam event event keagamaan. Penyerahan bantuan diterima langsung oleh Ketua Pasraman Pura Agung Kertha Bhuwana, Drs. Suparlan, serta disaksikan langsung oleh umat Hindu Kediri.
“Gamelan Jawa ini akan kami pergunakan untuk mengiringi upacara-upacara keagamaan umat Hindu di Kabupaten Kediri sekaligus untuk kegiatan kesenian lainnya,” pungkas Suparlan. *Titah









Senin, 10 Oktober 2016

Ganesa Parwati, Pasraman Formal Pertama di Jawa Timur















(Bimas Hindu Jatim) - Terwujudnya masyarakat Hindu yang memiliki daya saing, kualitas, kemampuan, serta pengetahuan tentang agama Hindu merupakan salah satu program Direktorat Jenderal Bimas Hindu Kemenag RI.
Terbitnya Peraturan Menteri Agama No 56 Tahun 2014 tentang Pendidikan Keagamaan Hindu disambut baik oleh masyarakat Hindu. Lembaga Pendidikan Keagamaan Hindu, baik formal maupun non formal dalam wadah pasraman kini mulai banyak bermunculan.
Tim visitasi Direktorat Jenderal Bimas Hindu Kemenag RI memverifikasi tujuh pasraman di Jawa Timur yang telah terdaftar, antara lain Utama Widya Pasraman Ganesha Parwati, Pratama Widya Pasraman Ganesa Parwati, Pasraman Non Formal Purwa Dharma 1, Pasraman Non Formal Purwa Dharma 2, Pasraman Non Formal Purwa Dharma 3, Pasraman Non Formal Purwa Dharma 4, dan Pasraman Non Formal Purwa Dharma 5.
Kepala Sub Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah, I Gede Jaman mengatakan Pasraman Formal dibagi menjadi 5 tingkatan yaitu, Pratama Widya Pasraman (TK/PAUD), Adi Widya Pasraman (SD), Madyama Widya Pasraman (SMP), Utama Widya Pasraman (SMA) dan Maha Widya Pasraman (Perguruan Tinggi). Sedangkan Pasraman Non Formal berbentuk Pesantian dan Aguron - Guron.
“Tujuan penyelenggaraan pasraman agar peserta didik memiliki kemampuan, pengetahuan, sikap dan ketrampilan, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan bertanggungjawab,” kata Gede Jaman belum lama ini di Banyuwangi.
Pembimas Hindu Jawa Timur, Ida Made Windya mengungkapkan pendidikan pasraman bertujuan untuk melengkapi pendidikan agama di sekolah formal dalam rangka meningkatkan sradha dan bhakti peserta didik.
“Peran serta masyarakat memiliki kedudukan yang sangat penting dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di pasraman. Oleh karena itu diperlukan langkah-langkah kreatif dan inovatif untuk mendorong tumbuhnya peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan,” ungkap Ida Made Windya.
Ketua Yayasan Ganesa Parwati, Supriyono mengatakan Pratama Widya Pasraman telah beroperasi sejak tahun 2008 di Kec. Purwoharjo, Banyuwangi. Sedangkan Utama Widya Pasraman baru beroperasi pada tahun 2016. Kesuksesan Yayasan Ganesa Parwati merupakan terobosan baru sekaligus dapat meneruskan program kerja pemerintah, khususnya bidang pendidikan, serta ikut mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Anak ibarat kertas putih yang akan menjadi seperti apa yang dituliskan di dalam kertas putih tersebut,” kata Supriyono. Ia menambahkan, mereka merupakan generasi penerus bangsa yang perlu dicetak dan dikader dari usia dini agar tercipta anak-anak bangsa yang cerdas dan berjati diri. Supriyono berharap Ditjen Bimas Hindu Kemenag RI bisa mengeluarkan izin operasional bagi pasraman sehingga nantinya pendidikan bisa berjalan dengan kondusif dan representatif. *Titah