Senin, 11 Juli 2016

Pura Agung Jagad Karana


Pura Agung Jagad Karana terletak di jalan Gresik-Surabaya atau di Jalan Ikan Lumba-Lumba No 1, Perak Barat, Krembangan dekat dengan Museum Loka Jala Srana Sehingga membuat ibadah lebih hikmat dan tenang. Lokasinya jauh dari keramaian sehingga membuat suasana tempat ini tenang dan hikmat.
Dibangun pada tahun 1968 pura ini diresmikan pada Sabtu, 29 November 1969 oleh Kepala Staf Kodamar V Maritim Comodor R Sahiran. Peresmian bertepatan dengan Hari Saraswati yang sekaligus untuk memperingati Dewi Saraswati yang dikenal sebagai dewi ilmu pengetahuan.
Pura ini telah mengalami pemugaran sebanyak dua kali, yang pertama pada tahun 1987 dan kedua pada tahun 2003, dimana selama dua tahun tersebut bangunan utama direnovasi menyeluruh. Hasilnya padmasana atau tempat sesaji menjadi lebih lengkap dengan adanya dua pepelik, dua apit Lawang, penglurah dan bale pesantian. Hingga saat ini, perbaikan dan penambahan terus dilakukan agar Pura Agung Jagad Karana semakin lebih baik. Pembangunan kemudian direncanakan untuk meninggikan lantai bangunan utama, perbaikan lantai sekitar bangunan serta pemeliharaan pagar yang mengililingi pura.
Di tempat ibadah ini pada sekitar pintu masuk, Anda akan melihat dinding yang mengelilingi pura. Saat melangkah masuk ke dalam tampak lantai dari yang terbuat paving. Di sepanjang jalan deretan bunga menghadirkan suasana segar, damai dan serasa terasa lebih hikmat.
Kompleks pura ini berdiri di atas lahan seluas 7.703 meter persegi. Di dalam kompleks tersebut terdapat beberapa bangunan yang meliputi bangunan utama atau disebut mandala utama (jeroan), mandala madya (jaba tengah), serta mandala nista (jaba luar). Pada masing-masing bangunan terdapat ruang utama sesuai dengan penamaan.
Mandala utama memiliki Padamasana, pepelik, Penglurah, Patung Ganesha, Bale Pawedan, Bale Pesantian, Kori Agung dan penyengker. Lalu di Mandala Madya terdapat berbagai keperluan sembahyang berupa beji, bale gong, bale sebaguna, bale pewaregan, candi bentar, bale pesanekan, penyengker serta sekretariat PHDI Jawa Timur. Sedangkan di Mandala Nista, terdapat Bale Manusa yadnya, Pasraman, Patung Dewi Saraswati. Tak hanya itu fasilitas seperti kamar mandi, toilet, tempat parkir dan sekretariat banjar Surabaya.
Pura ini ramai dikunjungi menjelang Hari Raya Nyepi, khususnya pada saat upacara Melasti. Umat Hindu datang dari berbagai daerah untuk sembahyang dan melakukan ritual keagamaan. Tak hanya dari Surabaya, umat Hindu datang dari berbagai daerah di Jawa Timur seperti Sidoarjo, Lamongan dan Gresik. Perayaan akan diakhiri dengan arak-arakan sesajen, pratime, umbul-umbul dan peralatan sembayang lain.
Mengenakan pakaian serba putih umat Hindu dari Pura Agung Jagad Karana ini akan berjalan sejauh tiga kilometer menuju pantai di Kompleks TNI AL sambil diiringi suara tetabuhan. Pada puncak acara, akan dilakukan larung sesaji ke laut yang bermakna sebagai simbol penyucian diri dan melepaskan segala kotoran baik berupa perkataan, pikiran dan ataupun perbuatan.
Salah satu acara puncak yang sayang untuk Anda lewatkan adalah upacara tawur yang diadakan sehari sebelum perayaan Nyepi. Upacara Tawur Kesangan atau upacara Buta Yadnya adalah upacara untuk menghaturkan pecaruan kepada Sang Bhuta Kala, agar tidak mengganggu umat. Acara diakhiri dengan diadakannya pawai ogoh-ogoh yang diarak hingga ke pusat kota Surabaya. Oleh karena itu, jika Anda berniat berkunjung ke Pura Agung Jagad Karana, datanglah menjelang hari raya Nyepi. Selain menambah pengetahuan tentang khasanah antar umat beragama juga merupakan nilai tambah kearifan lokal yang yang bertujuan sebagai harmonisasi hidup berbudaya.

Sumber: surabaya.panduanwisata.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar