Senin, 11 Juli 2016

Kearifan Air Suci Jala Siddhi Amertha


Begitu banyak cara yang bisa dilakukan seseorang apakah ia sebagai traveler atau umat agama tertentu, untuk menikmati sebuah keindahan sekaligus ketenangan batin. Semua itu boleh jadi bisa kita dapatkan saat kita mengunjungi sebuah bangunan suci apakah ia berupa masjid, gereja, kelenteng atau bahkan pura.
Nama kawasan Juanda di Sidoarjo mengingatkan kita akan nama bandara udara internasional yang berprestasi itu. Namun acara melancong kami kali ini tidak hendak mengunjungi lapangan udara Juanda tersebut. Melainkan menyambangi sebuah pura, tempat beribadah umat Hindu yang tergolong besar di Jawa Timur.
Ya, tujuan kunjungan kami kali ini ke Pura Jala Siddhi Amertha, Juanda-Sidoarjo. Seperti bangunan suci umat hindu di tempat lain. Pura yang berlokasi di Juanda Sidoarjo ini juga terlihat sangat besar dan indah.
Tidak kalah dengan pura-pura cantik di Pulau Bali yang terkenal itu. Pura ini berjarak kira-kira 2 kilometer dari Bandara Internasional Juanda, Sidoarjo. Di sepanjang Jalan Juanda, traveler akan menemukan warung-warung makanan dan stan-stan penjual tanaman hias dengan berbagai perlengkapannya.
Ada banyak kantor milik TNI AL dan Korps Marinir di sana. Juga ada galeri batik dan berbagai suvenir khas Jawa Timur. Dari arah Surabaya lokasi pura berada di sebelah kanan Jalan Raya Juanda.
Sebelum memasuki lokasi pura, traveler akan menjumpai bangunan gereja yang persis berada di samping pura ini. Ada papan nama pura yang cukup besar terpampang di pinggir Jalan Juanda sehingga traveler tidak perlu khawatir akan tersesat jika mengunjungi tempat ini.
Saat kami berkunjung ke sana, seorangpenjaga pura bernama Made menyambut kedatangan kami dengan ramahnya.
Pak Made menanyakan maksud dan tujuan kami berkunjung ke pura yang sangat terawat dengan baik itu. Kami jelaskan bahwa kedatangan kami murni sebagai wisatawan. Kami akhirnya diijinkan untuk melihat-lihat dan mengambil gambar bangunan suci umat Hindu ini.
Pak Made menerangkan bahwa pengunjung (wisatawan) atau umat Hindu yang hendak bersembahyang ke dalam pura sebaiknya mengenakan “selendang kuning” terlebih dulu. Hal ini merupakan aturan ritual sebelum memasuki Pura Jaga Siddhi Amerta.
Namun begitu pemakaian selendang kuning juga bermakna sebuah penghormatan kepada Sang Hyang Widhi. Atau ada pendapat lain yang mengatakan sebagai tata cara menghormat kepada seseorang yang lebih tinggi kedudukannya (raja).
Sebelum memasuki pura, umat Hindu atau traveler terlebih dulu dipercikkan air suci ke kepalanya oleh pemangku atau pemimpin persembahyangan. Hal ini dimaksudkan agar umat atau pengunjung pura bersih pikirannya dan fokus pada niatnya semula.
Setelah selesai bersembahyang keluar pura, umat Hindu juga dipercikkan air suci sebanyak tiga kali. Pertama air suci dipercikkan ke kepala yang berarti sepulang dari bersembahyang hendaknya hati dan pikiran umat menjadi suci.
Kemudian air suci diminum yang berarti bahwa segala lisan atau ucapan umat hendaknya nanti menjadi suci dan yang terakhir air suci diusapkan ke muka yang berarti bahwa segala perbuatan atau tingkah laku umat di masyarakat kelak menjadi suci bersih.
Pihak pengelolah Pura Jala Siddhi Amertha juga memberikan kesempatan kepada masyarakat luas untuk menyewa tempat bersembahyang umat Hindu ini untuk keperluan lain seperti upacara resepsi pernikahan, pesta dan acara-acara pergelaran seni lainnya, begitu ungkap Pak Made.
Agenda acara Pura Jala Siddhi Amertha tergolong sangat padat. Di pura ini pula berdiri Organisasi Truna-Truni yaitu organisasi kepemudaan yang dibentuk seiring dengan berdirinya bangunan pura ini.
Setelah beramah tamah dan bertanya banyak hal seputar pura ini kepada Pak Made, akhirnya kami berpamitan melanjutkan perjalanan menelusuri destinasi situs kuno di kawasan Sedati, Sidoarjo.
Sumber: Kompasiana.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar