Minggu, 01 Maret 2015

Pembinaan Dirjen Bimas Hindu Kementrian Agama RI kepada Ketua dan Pengurus Lembaga Keagamaan Agama Hindu Prov. Jawa timur



Pembinaan Dirjen Bimas Hindu Kementrian Agama RI kepada Ketua dan 
Pengurus Lembaga Keagamaan Agama Hindu Prov. Jawa timur
 
Sidoarjo 27 pebruari 2015. Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama Republik Indonesia memberikan pembinaan dinas bagi para ketua dan pengurus Kelembagaan Agama Hindu yang bertempat di Wantilan Pura Jala Sidi Amertha Jl. Raya Juanda Sidoarjo yang di pandu oleh Sekertaris PHDI Provinsi Jawa Timur Bapak I Gusti Ketut Budiartha,M.P.dH hadir dalam kesempatan itu Ketua Parisada Provinsi Jawa Timur , Ketua Parisada Kab/Kota , Ketua Pradah , Ketua WHDI dan paguyuban pemangku
Dalam Pembinaannya yang bertema “kehidupan sehari-sehari sebagai latihan rohani” beliau menyatakan pentingnya kehidupan sehari hari sebagai latihan rohani karena hidup kita ini sebenarnya singkat dan ketika usia kita tua dimana pendengaran sudah tidak baik lagi dan ingatanpun sudah tidak baik lagi lalu bagaimana cara melakukan latihan rohani?? Maka dari itu beliau menyampaikan marilah kita gunakan kehidupan sehari-hari sebagai latihan rohani. Kita dapat melihat kedalam diri kita bahwa di dalamnya ada sang dewi yaitu roh kita itu sendiri dan betapa ajaibnya roh itu. Dia tidak terlihat tapi mampu memberikan kekuatan (prana) kepada tubuh kita agar terhubung dengan Tuhan dan hidup kita menjadi sejahtera. Kelahiran dan keturunan itu sebenarnya hanya hiasan kehidupan dan tidak akan berguna apa bila tidak diimbangi dengan latihan rohani. Latihan rohani mampu menghantarkan kehidupan manusia pada tujuan yang tertinggi yaitu Moksa. Latihan sehari-hari bisa dilakukan dengan sederhana yaitu dengan melaksanakan Tri Sandya dan Panca Sembah sebagai rutinitas. Kita melakukan latihan rohani sehari-hari untuk mengikis nafsu yang ada karena kita terlahir dari nafsu dan kehidupan kita pun merupakan bagian dari nafsu tersebut. Beliau mengatakan “yadam yadam yadwi padam , bahaya yang selalu ada dalam hidup kita” bergantung pada Tuhan karena Tuhanlah yang mampu menyelamatkan kita dari segala bahaya dan caranya itu adalah dengan mendekatkan diri kepadaTuhan melalui latihan rohani dalam kehidupan sehar-hari tanpa meninggalkan kewajiban sehari-hari. Berbakti mampu memberikan dorongan untuk mengabdi kepada masyarakat. Latihan rohani mampu menjangkau banyak sekali aspek-aspek agama dan yang tepenting dalam Agama mampu masuk kewilayah tuhan. Dengan berbakti segala potensi diri akan bangkit dan kebaikan yang ada dalam diri akan bangkit sehingga dalam kehidupan sehari-hari  akan disegani oleh banyak orang. Menurut catur weda samhita ketika waktu disuga sudah habis maka akan kembali ke kehidupan menjadi manusia , berbeda konsepnya dengan kehidupan sehari-hari sebagai latihan rohani akan lahir kembali setelah pencapaian baktinya tersebut.
Setelah materi pembinaan dilanjutkan diskusi Tanya jawab seputar permasalahan keumatan. Peserta banyak bertanya tentang terjadi kemerosotan umat , hal ini terjadi karena kurangnya pembinaan terhadap penyuluh Agama Hindu sehingga kinerjanya dirasa kurang. Ada pula pertanyaan “haruskah Tri Sandya diikuti oleh Panca Sembah” menurut Dirjen Bimas Hindu Kementrian Agama Republik Indonesia Bapak Prof. Drs. I Ketut Widnya , M.Phil. Phd mengatakan bahwa di Bali Tri Sandya harus diikuti Panca Sembah hal ini merupakan anjuran dari PHDI bali. Masalah yandnya(banten) yang berbeda disetiap daerah karena perbedaan budaya diharapkan tidak menjadi sebuah kontraduksi antar umat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar